Minggu, 04 Juli 2010

Mentari Untuk Dina

by Azizah Nona

Hari itu,Zahra kembali duduk sendiri.Sudah 5 hari,kursi disebelahnya kosong tak berpenghuni.Seharusnya,Dina lah yang menduduki kursi itu.Tapi,Dina sudah 5 hari Absen tanpa kabar.Sehingga,terkadang Zahra duduk dengan Mitha yang juga duduk sendiri karena dulu anak baru.
“Bagaimana kalau besok kita ke rumah Dina saja? Mungkin dia sakit,atau..mungkin saja dia pindah sekolah.Semuanya,mungkin.”kata Vivi saat istirahat.Ia sedang mengobrol dengan Zahra,Mitha dan Ayu.
“Betul,tuh.Aku kan,tahu rumahnya Dina dimana,jadi..nanti aku bisa tunjukan jalannya.”kata Ayu.Ia memang pernah main ke rumah Dina.Itu juga sudah sebulan yang lalu karena ada tugas kelompok.
“Hmm..Oke deh.Aku ikut.Hari Sabtu setelah pulang sekolah,kita kumpul di depan Jalan Kelapa,ya? Itu kan,perempatan jalan rumah kita.Jadi,di tengah-tengah.Biar adil.”kata Zahra.
“Oke.”kata Mitha sambil mengunyah burger-nya.
Akhirnya,mereka sepakat untuk pergi ke rumah Dina hari Sabtu.Zahra,Mitha,Ayu dan Vivi meminta izin pada orangtua mereka.Allhamdulilah,orangtua mereka mengizinkan.
***
Hari Sabtu,sepulang sekolah Zahra segera mencari ojek untuk pulang.Ia tak mau terlambat untuk pergi ke rumah Dina.
Setelah sampai,ia membayar dan segera masuk ke dalam rumah.Ia mengganti pakaian dan makan siang.Setelah itu,ia mampir sebentar ke toko buah di seberang rumahnya.Mungkin saja Dina sakit.Hmm..Kata Bunda,kalau orang sakit harus dibawakan Buah agar cepat sembuh…gumam Zahra dalam hati.
Seusainya ia membeli buah,Zahra pamit pada Bunda dan Abinya.Setelah itu,dengan memakai sepeda ungunya,ia pergi ke Jalan Kelapa.
Kring..kring..
Disana,sudah ada 3 orang anak menunggunya.Zahra melambai,tanda hadir.
“Ok.Siap,ya.Ok,come on.”kata Ayu.Ia paling depan karena yang paling tahu letak rumah Dina.
Setelah 12 menit,akhirnya 4 anak itu sampai di depan rumah tingkat berwarna abu-abu.Disana,terlihat Dina sedang duduk di Ayunan kesayangannya sambil membawa Teddy Bear yang pernah diberikan oleh Zahra sewaktu Dina ulang tahun.Tapi,ada keanehan.Wajah Dina tampak pucat pasi.Bibirnya putih,dan mukanya tak bersinar.
“Hei! Itu Dina.”kata Mitha.Mereka langsung menekan bel.Yang lain mengikuti dari belakang.
“Iya,tunggu.”kata seseorang dari dalam.Terlihat sosok Dina menghampiri pintu pagar untuk membukakan. “Siapa? Hah?!”ia seperti terlonjak kaget mengetahui kedatangan teman-temannya tanpa sepengatahuannya.
“Ada apa?”Tanya Dina.
“Kenapa kamu nggak masuk? Udah 5 hari lho,kamu absen.Kamu juga nggak ikutan ulangan harian IPS,PKN sama MTK.Bu Asti juga udah nanyain kamu.Emang ada apa sih?”Tanya Ayu.
“Se..Sebenarnya,Mmm..Eh,ngomongnya di dalam aja,yuk.Di luar banyak angin.”kata Dina sambil menarik tangan Zahra.Zahra hanya mengikuti.
“Ayo,cerita dong..sama kita.Alasan kenapa kamu nggak masuk.”kata Mitha penasaran.
“Mmm..Sebenarnya,..Aku terkena penyakit kanker darah,dan sudah parah.”kata Dina sambil tertunduk.Zahra,Ayu,Mitha dan Vivi tentu kaget setengah mati.Mereka tak menyangka kalau Dina terkena penyakit kanker yang tak ada obatnya.
“Ja..Jadi,kamu nggak masuk gara-gara itu?”kata Vivi.
“Iya.Aku sekarang sekolah di rumah.Alias Home Schooling.Jadi,tolong sampaikan surat dokter ini dan juga surat izin orangtua ku kepada pak kepsek dan bu Asti.”kata Dina sambil menyerahkan surat dokter dan surat izin orangtua.Zahra memeluk Dina sangat erat.
Tiba-tiba,Zahra ingat.Pernah waktu ia menangis,adiknye berkata, “Kak Zahra kok nangis?? Berarti hati kakak lagi musim hujan dong? Biar kakak senang dan nggak nangis lagi,..nih,Cheryl kasih mentari buat Kakak.Hihi..Cheryl udah punya banyak kok.Jadi,mentari dihati Cheryl nggak akan habis.Kan ada bunda,ayah,kakak,dan teman-teman Cheryl yang mau ngasih mentari mereka buat Cheryl.”Itu kata-kata polos yang slalu diingat Zahra jika ia ingin menangis.
Dina menitikan air mata.Perlahan tambah deras saja air matanya.

“Sudahlah,Dina.Nih,aku beri kamu Mentari supaya musim hujan dihatimu cepat berlalu.Hihi..Mentari dihatiku banyak.Jadi,walau kamu minta nggak akan habis.Karena,ada Ayah,Bunda,Adik,dan Teman-temanku yang mau ngasih mentari lagi buat aku.”kata Zahra sambil tersenyum manis.Teman-temannya bengong,lalu tersenyum.

“Haha..Ok,Zahra.Mentari ini,nanti akan kukembalikan padamu jika musim hujan dihatiku sudah berlalu.”kata Dina.
“Ow..Tak apa,Dina.Mentari itu kan,abadi di langit.Berarti,mentari untuk hati kamu itu juga akan abadi di langit hati kamu,Din.Dan juga,ini aku bawakan buah.”kata Zahra dengan nada polos dan sambil tersenyum.
“Ok.Terimakasih,Zahra..Kau memang Mentari untukku!”kata Dina sambil menghapus air mata dipipi-nya.Zahra ingin ikut menangis.Tapi,itu namanya..sama aja boong dong,kalau dia menampakan sifat cengengnya habis ngomong kayak begitu.So,Tersenyumlah dengan mentari-mentari yang ada di dekat kalian!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar