Minggu, 04 Juli 2010

Drawing For The School (Part 8)

by Yulia Rizki R


rasanya seperti tersedak batu besar. itulah yang dirasakan Keke. rasanya terkejut, dan juga bingung. apakah Ranum yang dikenal Keke, yang berada di dalam foto? apakah Ranum yang lain? Keke tak percaya.
mobil Truk terus melaju. hingga sampai di kaki bukit. Keke hanya terdiam. sambil menahan rasa sakit, yang ia pendam dari tadi. rasanya mau mati, jika Keke melihat lukanya. perih, sakit, dan sebagainya.
"kakimu, kenapa?" tanya wanita itu, mengganti topik pembicaraan.
"terkena tebing." jawab Keke malu malu.
"kau, memanjat tebing?" tanya wanita itu sambil membuka jendela mobil. Keke mengangguk.
"coba kau ambil kotak hitam di bawah kursimu. didalamnya ada obat merah. mungkin bisa membantu." ucap wanita itu.
Keke mengambil kotak hitam di bawah jok kursi. kotak hitam yang agak berat. banyak debu debu diatas kotak hitam itu. sepertinya, tak pernah di bersihkan. kotak hitam itu, tak dikunci.
Keke membukanya, dan memdapati sebuah bingkai foto dan juga beberapa album. Keke mencari obat merah dalam kotak hitam, yang mungkin, berisi kenangan tentang wanita itu. saat Keke mencoba mengambil obat merah, diantara cela cela album, angin kencang berhembus ke arah mobil. langsung saja, album itu terbuka. banyak sekali foto foto anak gadis. ada yang sedang bermain, belajar, dan lain lain. tapi, pandangan Keke tertuju pada sebuah foto yang sangat ia kenal. Mikka. Mikka yang selama ini ia temui.
Keke langsung menutupnya dan mengambil obat merah. secepatnya. saat mengolesi obat merah, pada lukanya. rasanya perih. sakit. rasanya seperti ditimpuk timpuk batu.
"sebaiknya, kau bawa ke dokter. lukamu itu." Keke terdiam.
mobil melaju lebih cepat.
"apakah, kau kenal Ranum?" tanya Keke, yang lagi lagi berganti topik.
"ya. dia tetanggaku dulu. memang kenapa?"
"apakah namanya, Ranum Pertiwi Trihasari?"
"kau bisa tahu? hebat sekali kau!" puji wanita itu.
"dia, temanku..," wanita itu menoleh. "bisa dikatakan, begitu. tapi, kami jarang bermain bersama.."
"kalau bertemu dia, katakan, "jangan khawatir," dan juga katakan, ini dari Linda. mengerti?" pesan wanita itu. sedikit memaksa, juga sedikit memohon. Keke mengangguk pelan.
sebentar lagi, bukit akan dilewati Keke. dengan seikit menumpang, harapan Keke untuk menembus langit makin dekat. berusahalah, Keke jangan menyerah, sampai kapanpun!
Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar