Minggu, 04 Juli 2010

Drawing For The School (Part 10)

by Yulia Rizki R

sinar matahri pagi, mulai terasa di tubuh Keke. rasanya hangat. pagi ini, cita cita Keke akan terwujud. rasanya bahagia. seperti terbnag di angkasa. bahkan lebih. ini seperti kemenangan dalam piala dunia.
toko toko di pasar sudah mulai buka. mulai banyak orang yang berlalu lalang sekitar jalanan. ada yang membawa sayur dari desa, hewan ternak dari kota, atau sebagainya. Keke mungkin belum terbiasa dengan keadaan ini. ini pertama kalinya Keke mengembara ke kota.
Keke mulai bangkit dari dari Masjid. ia berjalan mencari toko alat tulis, yang masih buka. Keke mulai berjalan ke arah timur. ke arah matahari pagi, datang. sedikit silau, tapi, sangat hangat. makin ke timur, makin hangat.
Toko Sanjaya
itulah nama toko yang tertera dalam sebuah papan.
mejual perlatan tulis,
kata selanjutnya, dibawah nama toko tersebut..
dan mewarnai.
Keke melebarkan senyumnya. langsung masuk ke dalam toko yang baru buka. sang pemilik toko, maish sibuk dengan barangnya, yang baru masuk, dari kota. masih dalam keadaan pagi. sang pemilik toko memindahkan barang barang yang ia pesan dalam gudang. melihat Keke yang datang, sang pemilik toko tersenyum tipis.
"mau beli apa?" tanyanya.
"crayon, alat mewarnai." jawab Keke polos.
"mau yang berapa? 12, 24, 36..??"
"yang paling murah, yang mana?"
"yang 12, harganya 20 ribu, yang 24, harganya 39 ribu."
Keke mengambil uangnya. didalam kantongnya, ada sekitar, 40 ribu. jika Keke membeli yang 12, maka akan tersisah, 20 ribu, tapi, jika keke membeli yang 24, maka sisanya ada seribu.
jika Keke berfikir kedepan, bagaimana cara ia makan, bertahan hidup dll, maka Keke harus membeli yang 12. bukan 24. walaupun, uangnya cukup.
"12," jawab Keke. sang pemilik toko langsung membuka salah satu kardusnya. dan mengambil sebuah crayon. Keke tersnyum. sangat bahagia. rasanya seperti melayang layang.
Keke memegang alat warnanya. seperti memegang tongkat emas. ini pertama kalinya untuk Keke. Keke memasukkan crayonnya, dalam kantong plastik. begitu pula kertas dan pensil warnanya.
sambil memberi uang yang pas, Keke langsung berlari. tapi, larinya terhenti ketika melihat Ranum ada di depannya. Ranum melihat Keke membawa alat warna. dan sepertinya Ranum terkejut.
"Keke?" tanya Ranum.Keke melangkah mundur satu langkah apakah Ranum akan menyakiti Keke?
"ikut aku!" ajak Ranum sambil menarik tangan Keke. apa yang akan terjadi??
Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar