Minggu, 04 Juli 2010

Drawing For The School (Part 3)

by Yulia Rizki R

Keke berlari terus berlari. hingga akhirnya Keke beristirahat sejenak di dekat sungai tanpa jempabatan di sampingnya. jika ingin pergi ke kota kecil di balik bukit, lewati sungai lembah di sebelah timur desa, atau menaiki kendaraan, yang biayanya cukup mahal.
Keke menarik nafas panjang. ia memeriksa kantongnya. uangnya masih lengkap. Keke mulai berfikir untuk melewati sungai. sungai panjang yang mengalir deras ini memang susah untuk dilewati. jika ingin melewati sungai, biasanya para penduduk desa menaiki sebuah truk, yang pemiliknya saudagar kaya dan sombong. bernama, pak Budung.
Keke tak bisa menaiki truk milik pak Budung. biayanya terlalau mahal. apalagi, uang itu hanya cukup untuk membeli alat warna.
"Keke lagi ngapain?" tanya sebuah suara yang ia kenal. Bertha!!
Bertha adalah, anak dari pak Budung. ia sangat kejam. hampir semua anak desa sudah ia hajar. semuanya, tak ada yang bisa lari dari Bertha.
Keke tertegun kaget. ia masukkan tangan kanannya, kedalam kantong celananya. berusaha untuk menyembunyikan uangnya.
"apa yang kamu sembunyikan?" tanya bertha. Keke menggeleng ketakutan. sambil menelan ludahnya, karena takut akan Bertha, mengambil uangnya.
"uang ya?" tebak Bertha sambil menunjukan seyum licik. " ayo, berikan kepadaku!" perintah bertha kasar. sambil mencengkram tangan Keke. Keke menggeleng. "berikan!" paksa Bertha. Keke terus berusaha melindungi uangnya. tangan kirinya menggenggam erat pansil dan sebuah kertas. Keke berusaha untuk melawan, tapi tak bisa.
"KEKE!! berikan uangnya kepadaku!! sekarang!!" bentak Bertha makin kasar. Keke mencoba untuk mundur tapi tak bisa. jalan buntu. belakangnya sungai!!
Bertha berhasil mengambil uang Keke.
"Bertha, aku mohon, jangan!! itu untuk membeli alat warna, tolong BERTHA!" mohon Keke. Bertha tak memperdulikannya.
"Bertha, aku mohon! sekali ini saja!" mohon Keke sambil memegang kaki Bertha.
"ih! kamu ini! yang ada ditangan aku ini, adalah milikku.jadi, jangan ngaku ngaku deh! lagi pula, ini uang curian ya?!" decak Bertha sambil memfitnah.
"bukan! ini uang tabunganku!" jawab Keke mulai menitikkan air matanya. "Bertha, Tolong! jangan ambil!"
"eh, Bertha ngapain kamu?!" bentak seorang gadis. seyum Keke melebar. "Mikka!!"
"mi ... Mikka?!?" kata Bertha kaku. wajahnya pucat pasi. seperti melihat setan. ia memberikan uang itu ke tangan Keke. danberkata;
"kumohon, Mikka! jangan hantui aku! aku minta maaf deh, aku ngaku salah!maaf ya!! kumohon balik lagi ke alam kubur kamu!" mohon Bertha sambil bersujud sujud di depan Mikka.
"aku tahu kok," jawab Mikka sangat lembut. " itu bukan salah kamu. yang mendorong memang kamu, tapi, bukankah aku yang meminta. mulai hari ini, jangan menjahili orang lain lagi ya," pinta Mikka. Mikka menatap Keke. " tembus impianmu. langit biru ada di deoanmu. badai pasti kan berakhir. berjuanglah! larilah! jangan menyerah sebelum mencapai langit biru."
"itu pasti, Mikka!" jawab Keke sambil tersenyum bahagia.
Keke membuka mataku. kini, Keke sudah di sebebrang sungai. ia berlari lagi, menembus impian, langit biru yang cerah pasti akan mendukungnya!
Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar