Minggu, 04 Juli 2010

Drawing For The School (Part 5)

by Yulia Rizki R


TRAK!
bagian yang tebing yang dipegang Keke retak. Keke kaget dan berhenti sejenak. iapun memutuskan untuk mencari cela yang lain. Keke berusaha semaksimal mungkin. tenaganya sudah terkuras untuk memanjat tebing.
fisik Keke sudah tak kuat, tapi, mental Keke masi kuat. apapun yang terjadi, harus bisa! tekad Keke dalam batinnya. Keke menemukan cela kecil di atas. agak susah di raih, tapi, akhirnya berhasil. Keke naik perlahan.
TRAK..!!
ini gawat! cela yang diambil Keke patah dan ... KEKE TERJATUH..!!
BRUK!
Keke menimpa tumpukan daun dan ranting. ia menghela nafas. dan berkata, "terima kasih Tuhan, kau sudah menyelamatkanku." ucap Keke bersyukur. karena masih diberi kesempatan.
Keke berdoa dalam hati. "ya Tuhan, berikan aku kemudahan untuk memanjat tebing ini. aku ingin menembus langit. jika, aku sudah menembus langit, aku ingin bersekolah."
Keke bertekad yakin. walaupun pinggangnya sedikit sakit karen terjatuh tadi, tapi, Keke tak patah semangat. cita citanya menembus langit aku segera terwujud. apapun yang terjadi. Keke harus semangat dan sabar, mendapat cobaan dari Tuhan.
"baiklah. akan kuulang. harus lebih hati hati!" Keke mengambil beberapa daun. daun itu, ia gunakan sebagai pengganti sarung tangan. walau agak sedikit licin, tapi, itu tak masalah bagi Keke.
Keke mulai memanjat tebing lagi. kali ini, ia lebih semangat. sangat semangat. sambil memanjat tebing, Keke selalu terseyum dan berkata dalam hati. "Tuhan, berikan Keke kemudahan."
cela cela yang retak ataupun yang belum retak, Keke pukul agak kencang. agar Keke, bisa mengetahui, mana cela yang aman, dan yang tak aman. Keke lebih berhati hati juga. karena, semakin di atas, angin makin kencang. apalagi Keke hanya memakai kaos dari rumah, dan tidak membawa jaket.
"satengah lagi!" kata Keke makin bersemangat.
walaupun angin masih agak kencang, Keke tak patah semangat. walaupun matahari sangat panas, Keke tak akan mundur. walaupun badai akan menerpa, Keke harus bisa. maju terus pantang mundur!
tinggal satu genggamman lagi, Keke sudah sampai di atas. Keke terseyum cerah. lebih cerah dari pada matahari yang tersenyum.
satu menit kemudian, Keke sudah sampai diatas tebing. sambil berdiri di pinggir tebing, melihat pemandangan yang ada. dari sini, bukit kecil pak Samad bisa terlihat. Keke sangat bahagia. memangingat kebaikan pak Samad yang selalu membantunya. disini juga, tampak samar samar rumah Keke. Keke tersenyum. ia tahu, kedua orang tuanya, pasti sekarang sedang gelisa mencari anak satu satunya.
tapi, senyum Keke memudar, saat tebing yang ia pijak runtuh!
tangan Keke mencengkram tebing yang belum runtuh dan yang masih kuat. kaki Keke terluka dan keluar darah. Keke menitikan air matanya. karena kakinya sangat sakit. ini pertama kalinya Keke merasakan sakit yang luar biasa. Keke tak tahan. tangannya mulai kesemutan.
"harus bisa...," tekad Keke, yang dalam situasi, jatuh atau selamat...
Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar